November 9, 2025

Dilansir dari https://dlhmalukuutara.id/ – Maluku Utara (Malut) adalah provinsi kepulauan yang keindahan alamnya berbanding lurus dengan kerentanan ekologinya. Di tengah derasnya investasi industri ekstraktif yang menjadi penopang ekonomi daerah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Maluku Utara memikul beban ganda: memfasilitasi pembangunan berkelanjutan sekaligus memastikan kelestarian alam, khususnya ekosistem pesisir, hutan, dan keanekaragaman hayati (Kehati) yang merupakan warisan tak ternilai.

Peran DLH Malut dalam pengembangan kelestarian alam terbaru bersifat multi-sektoral, menjangkau aspek konservasi, mitigasi perubahan iklim, hingga edukasi publik. Upaya terbaru ini menunjukkan komitmen untuk membalikkan tren degradasi lingkungan yang selama ini menjadi sorotan masyarakat sipil.

1. Konservasi Pesisir dan Mitigasi Bencana

Sebagai provinsi kepulauan, upaya kelestarian alam terbaru DLH Malut sangat fokus pada ekosistem pesisir. Salah satu program yang gencar dilakukan adalah Rehabilitasi Hutan dan Lahan, khususnya melalui penanaman mangrove.

Penanaman Mangrove: Berbagai kegiatan, seringkali berkolaborasi dengan Pemkot, TNI, dan stakeholder lain seperti Dompet Dhuafa, dilakukan untuk menanam bibit mangrove di kawasan pesisir rawan abrasi, seperti di Pantai Kastela, Ternate. Program ini adalah kunci mitigasi bencana ekologis. Mangrove berfungsi sebagai penahan ombak, mencegah abrasi pantai, serta menyediakan habitat penting bagi biota laut. DLH memastikan kawasan ini menjadi target program penghijauan untuk memperkuat ketahanan wilayah pesisir terhadap dampak perubahan iklim.

2. Memperkuat Integritas Keanekaragaman Hayati (Kehati)

Maluku Utara adalah rumah bagi spesies endemik langka, seperti Burung Bidadari Halmahera. DLH Malut memiliki mandat untuk mengawal Pelestarian Keanekaragaman Hayati. Peran ini terimplementasi melalui:

  • Pemantauan dan Pengawasan Kehati: DLH bertanggung jawab melakukan inventarisasi dan perencanaan konservasi Kehati dan sumber daya alam. Ini vital untuk memastikan bahwa pembangunan infrastruktur dan industri tidak merusak habitat-habitat kunci satwa dan tumbuhan langka.
  • Pengelolaan Konflik Pemanfaatan Sumber Daya: Dengan banyaknya kepentingan dalam pemanfaatan sumber daya alam, DLH menjadi mediator untuk menyelesaikan konflik. Tujuannya adalah memastikan pemanfaatan sumber daya alam (misalnya hutan untuk non-ekstraktif) dilakukan secara lestari dan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat lokal.

3. Edukasi dan Pelibatan Masyarakat

DLH menyadari bahwa kelestarian alam tidak dapat dipertahankan tanpa kesadaran kolektif. Dua program unggulan terbaru yang menunjukkan inisiatif ini adalah:

  • Penyuluhan Lingkungan dan Adiwiyata: DLH gencar mengadakan pendidikan dan pelatihan lingkungan hidup. Program pembinaan Sekolah Adiwiyata di Ternate, yang menargetkan sekolah-sekolah untuk menjadi institusi berbudaya lingkungan, adalah contoh investasi pada generasi muda. Tujuannya adalah membangun kesadaran agar anak-anak didik menjadi pelopor pelestarian alam sejak dini.
  • Peningkatan Peran Serta Masyarakat: Melalui Program Kampung Iklim (Proklim) dan pemberdayaan Bank Sampah, DLH mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengendalian pencemaran dan upaya mitigasi perubahan iklim di tingkat lokal. Peran serta masyarakat ini diakui penting dan wajib dibiayai serta didampingi oleh DLH.

4. Pengawasan dan Penegakan Hukum Lingkungan

Di sisi regulasi, peran DLH sangat krusial sebagai penyeimbang industrialisasi. Salah satu isu sentral adalah pengawasan terhadap industri ekstraktif. Tugas pokok DLH mencakup pelaksanaan pembinaan penegakan hukum lingkungan dan pemantauan sumber pencemar institusi.

Kunjungi juga https://dlhmalukuutara.id/

Meskipun DLH menghadapi tantangan besar terkait keterbatasan anggaran dan desakan publik atas kasus-kasus seperti pencemaran Sungai Sagea, upaya mereka dalam menyusun Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) untuk TPA di Ternate menunjukkan komitmen terhadap pengelolaan limbah yang bertanggung jawab. DELH ini bertujuan meminimalisir risiko pencemaran terhadap air dan tanah, sebuah langkah penting untuk menjaga fungsi ekologis dan kesehatan masyarakat.

Secara keseluruhan, DLH Maluku Utara adalah kunci keberhasilan pembangunan berkelanjutan. Melalui konservasi pesisir, pelestarian Kehati, edukasi publik, dan penegakan hukum yang kuat, DLH berjuang memastikan bahwa kekayaan alam Maluku Utara tetap lestari dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

About The Author